Wamentan Mau Cek Peternak yang Sulit Dapat Modal untuk Impor Sapi Perah: Pemerintah Janji Turun Tangan

pttogel Jakarta – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi menyoroti salah satu masalah krusial yang tengah dihadapi para peternak sapi perah di Indonesia, yakni kesulitan dalam mendapatkan akses permodalan untuk mendukung impor sapi perah. Dalam keterangannya kepada media, Wamentan menegaskan bahwa pemerintah akan melakukan pengecekan langsung ke lapangan guna melihat kondisi riil yang dihadapi para peternak dan mencari solusi konkret.

Tantangan Peternak dalam Mengimpor Sapi Perah

Permintaan susu di Indonesia terus meningkat setiap tahun, namun sayangnya produksi susu lokal belum mampu memenuhi kebutuhan nasional. Data Kementerian Pertanian menunjukkan bahwa sekitar 80% kebutuhan susu nasional masih harus dipenuhi lewat impor. Salah satu penyebab utamanya adalah minimnya populasi sapi perah produktif di dalam negeri.

Para peternak di berbagai daerah, terutama di sentra peternakan seperti Jawa Timur dan Jawa Barat, sebenarnya memiliki semangat tinggi untuk meningkatkan produktivitas. Namun, keinginan tersebut terhambat oleh kendala modal. Proses impor sapi perah bukan hanya butuh dana besar, tetapi juga memerlukan dukungan logistik, manajemen kesehatan hewan, dan adaptasi lingkungan.

“Permodalan itu jadi masalah klasik, terutama untuk peternak kecil. Padahal mereka sangat ingin meningkatkan produktivitas dengan mendatangkan sapi perah unggulan dari luar negeri,” ujar Wamentan Harvick saat ditemui di Jakarta, Senin (17/6/2025).

Pemerintah Siapkan Langkah Strategis

Melihat kondisi ini, Harvick menegaskan bahwa Kementerian Pertanian tidak tinggal diam. Ia akan melakukan pengecekan langsung ke sejumlah kelompok peternak untuk mengetahui kondisi di lapangan dan memastikan bahwa kebijakan yang akan dirumuskan nantinya benar-benar menyasar kebutuhan nyata.

“Saya akan cek langsung. Kita ingin tahu, peternak mana yang memang kesulitan dan apa hambatannya. Pemerintah ingin hadir langsung dan bantu memberikan solusi, bukan hanya di atas kertas,” tegasnya.

Ia juga menambahkan bahwa kementerian akan menggandeng lembaga keuangan, termasuk perbankan dan koperasi, agar bisa membuka akses permodalan yang lebih mudah dan terjangkau bagi peternak. “Kita dorong skema pembiayaan yang ringan, misalnya dengan bunga rendah atau bahkan subsidi tertentu untuk impor sapi perah,” tambah Harvick.

Dorongan untuk Swasembada Susu

Langkah ini sejalan dengan target jangka menengah pemerintah dalam mewujudkan swasembada susu. Pemerintah menilai bahwa ketergantungan pada impor bukan solusi jangka panjang. Untuk itu, penguatan sektor hulu – dalam hal ini ketersediaan sapi perah produktif – harus menjadi prioritas.

“Kalau kita ingin industri susu nasional mandiri, maka populasi sapi perah kita harus cukup. Itu berarti peternak harus kita bantu, baik dari sisi bibit, pakan, maupun permodalan,” ujar Harvick.

Program swasembada susu ini juga ditopang dengan pengembangan klaster industri peternakan yang terintegrasi, mulai dari pembibitan, peternakan, hingga pengolahan hasil. Dalam waktu dekat, Kementerian Pertanian juga akan mengembangkan kemitraan antara peternak lokal dan perusahaan swasta sebagai bagian dari strategi meningkatkan produktivitas dan daya saing.

Suara dari Peternak

Beberapa peternak menyambut baik rencana Wamentan tersebut. Mereka mengaku selama ini terbebani dengan berbagai persyaratan dari lembaga keuangan yang sulit dipenuhi, seperti agunan dan histori kredit yang baik.

“Saya sudah coba ajukan pinjaman ke bank, tapi ditolak karena tidak punya jaminan. Padahal kami ingin beli sapi perah impor supaya produksi susu bisa meningkat,” kata Suroso, peternak sapi perah dari Boyolali.

Menurutnya, jika pemerintah benar-benar serius membantu dalam hal permodalan, maka para peternak akan jauh lebih berdaya dan bisa meningkatkan kontribusinya terhadap produksi susu nasional.

Harapan ke Depan

Langkah Wakil Menteri Pertanian ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam memperkuat sektor peternakan, khususnya dalam upaya memperbaiki rantai pasok susu nasional. Dengan pengecekan langsung dan kebijakan berbasis data lapangan, diharapkan solusi yang diambil tidak hanya tepat sasaran, tapi juga mampu memberikan dampak signifikan bagi ketahanan pangan nasional.

Peternak kini menanti tindak lanjut dari janji pemerintah tersebut. Jika semua berjalan sesuai rencana, Indonesia bisa bergerak lebih cepat menuju kemandirian dalam produksi susu dan mengurangi ketergantungan terhadap produk impor.