TVTOGEL — Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengungkapkan bahwa proses pembangunan jaringan irigasi di sejumlah daerah berjalan lebih lambat dari target. Dari tiga tahap pembangunan yang direncanakan, hanya Tahap I yang menunjukkan progres signifikan dengan capaian sekitar 89 persen. Sementara itu, Tahap II baru mencapai 23 persen, dan Tahap III bahkan masih di angka 1,5 persen.
Menurut Dody, lambatnya realisasi proyek ini dipengaruhi oleh ketidaktepatan data lapangan yang diberikan oleh pemerintah daerah. Banyak data yang diterima ternyata tidak sesuai dengan kondisi aktual di lokasi.
“Datanya ada, tapi tidak valid. Kadang alamat lokasi irigasi sudah tidak sesuai, bahkan beberapa saluran irigasi sudah tidak ada lagi di tempat yang disebutkan,” ujar Dody dalam Media Briefing di Kantor Kementerian PU, Jakarta Selatan, Jumat (31/10/2025).
Data Tidak Akurat Hambat Progres Proyek Irigasi
Kementerian PU sebenarnya hanya bertugas merenovasi infrastruktur irigasi yang sudah dibangun pemerintah daerah. Namun karena data tidak akurat, tim kementerian terpaksa melakukan pendataan ulang saluran irigasi di lapangan.
“Sekarang kami melakukan renovasi sambil mendata ulang. Data terbaru ini akan jadi dasar untuk pembangunan di tahun 2026 dan seterusnya,” tambah Dody.
Pendataan ulang tersebut menjadi langkah penting agar pembangunan irigasi Tahap II dan III yang tercantum dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 2 Tahun 2025 bisa segera dipercepat. Inpres itu berfokus pada percepatan pembangunan, rehabilitasi, dan pemeliharaan jaringan irigasi dalam rangka mendukung program swasembada pangan nasional.
Rencana Aksi: 750 Ribu Hektare Irigasi Baru hingga 2026
Pada Tahap I, Kementerian PU menargetkan renovasi jaringan irigasi seluas 280 ribu hektare. Sementara di Tahap II, sekitar 225 ribu hektare jaringan baru akan dibangun, termasuk irigasi air tanah menggunakan pompa-pompa dalam lebih dari 100 meter untuk memenuhi kebutuhan air di 8.200 hektare lahan pertanian.
“Beberapa daerah seperti NTT dan Gunung Kidul tetap kering meski musim hujan. Karena itu, kami membangun lebih banyak jaringan irigasi air tanah. Tahun 2025 sudah ada sekitar 261 unit sumur bor dalam yang kami siapkan,” jelasnya.
Adapun Tahap III mencakup rehabilitasi 146 ribu hektare jaringan irigasi dan pembangunan 832 unit jaringan irigasi air tanah. Dengan target besar ini, total sekitar 750 ribu hektare jaringan irigasi akan dibangun hingga 2026.
Fokus pada Infrastruktur Berbasis Masyarakat
Dody menekankan bahwa proyek irigasi tidak hanya berfokus pada pembangunan fisik, tetapi juga pada pemberdayaan masyarakat desa melalui Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI).
“Arahan Presiden jelas, masyarakat terutama petani tidak boleh hanya jadi penonton. Mereka harus ikut terlibat langsung dan merasakan manfaat dari pembangunan ini,” tutup Dody.